Dikisahkan
seorang kakek yang sudah sangat renta sedang duduk melihat anak-anak SD
yang sedang belajar di bawah pohon dengan guru mereka. Begitu asyiknya
anak-anak tersebut sampai tak menyadari kehadiran sang kakek yang
mengikuti pelajaran dengan penuh semangat dan kesungguhan.
Seusai
pelajaran anak-anak pun berlarian ke kantin. Sementara sang kakek asyik
membuka-buka buku yang dipegangnya. Melihat hal itu seorang pemuda yang
mengamatinya sejak tadi tertarik dengan aktivitas yang dilakukan kakek
renta tersebut, dia pun menghampirinya dengan penuh penasaran.
“Kakek guru mereka, ya?”, tanya pemuda itu penuh penasaran.
“Bukan, Nak. Aku ini sedang belajar sama dengan anak-anak tadi”, jawab kakek.
“Lho, kok bisa, Kek? Memangnya umur kakek berapa kok masih belajar sama anak SD?”
“Umur kakek hari ini, tepat berumur sepuluh tahun”
“Hah? Yang
benar, Kek? Kakek masih bercanda kan ? Kalau melihat raut kakek
menurutku usia kakek diatas 70 tahun, bukannya 10 tahun, Kek”
“Hehehee,
benar, Nak. Kamu memang cerdas, kakek sekarang memang berusia lebih dari
70 tahun. Tapi, itu bila dihitung sejak kakek di lahirkan ke dunia ini.
Namun jika dihitung dengan benar maka kehidupan kakek baru sepuluh
tahun”
Pemuda itu
tampak bingung dengan jawaban kakek yang agak misterius. Namun, akhirnya
dia bertanya, “Maksud kakek, tadi apa ya, Kek?”
Sembari
menerawang jauh, sang Kakek pun mulai menjawab sambil bercerita seperti
menyibak masa lalaunya, “Sebenarnya kakek adalah anak yang beruntung
dulu, sejak kakek kecil hingga kakek remaja sekitar 20 tahun, seharusnya
saat itu kakek banyak belajar untuk masa depan. Tapi, 20 tahun itu
kakek habiskan dengan bermain dan bersantai dengan teman-teman. Lalu 20
tahun kemudian, masa yang seharusnya kakek habiskan untuk bekerja dan
membina karir malahan kakek habiskan untuk berfoya-foya menghabiskan
harta orang tua kakek. Di 20 tahun yang selanjutnya saat kakek
seharusnya menabung untuk hari tua, malah kakek habiskan untuk
berfoya-foya ke sana kemari menghabiskan harta orang tua kakek yang
tersisa. Anakku, jangan tiru apa yang kakek lakukan, gunakanlah waktumu
se-efektif mungkin. Jangan sia-siakan. Karena waktu itu adalah
kehidupanmu. Jika kamu berusaha, tentu kamu akan merasakan bahagia di
hari tua”.
Sahabat, dari cerita-cerita motivasi
di atas, begitulah selalu penyesalan akan datang di akhir masa tua
kita. Dunia semakin cepat berputar, zaman pun akan berubah dengan cepat,
teknologi semakin canggih, tantangan hidup semakin besar. Karena itu
kita dituntut untuk siap menghadapi tantangan, Sahabat. Selalu inovatif,
kreatif, bekerja keras, dan sungguh-sungguh.
Mahal nian jika kita harus kehilangan waktu kita dengan sia-sia, dari cerita motivasi di atas saja kita sudah merasakan betapa berharga waktu kita, karena waktu bukan hanya uang, tapi juga nyawa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar